Rabu, 05 Desember 2012

Inspiration Point



 sebuah e-mail dari teman pernah ada kisah sepasang suami-istri dan anaknya. Ceritanya kira-kira begini. Adalah sepasang suami-istri yang sudah lama tidak mempunyai anak.Suatu hari sang istri ternyata hamil lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Semua tetangga mengatakan mereka adalah pasangan yang beruntung. Anaknya laki-laki lagi. Kalau nanti sudah dewasa, bukankah dia bisa bekerja keras dan merawat orang tuanya? Sungguh beruntung mereka punya anak laki-laki.Ternyata anak tersebut sangat senang kuda. Dia sangat ingin memiliki seekor kuda. Tapi mereka miskin sehingga tidak bisa membeli hewan tersebut. Semua orang mengatakan bahwa mereka benar-benar sial karena miskin, sehingga tidak bisa membeli kuda. Kalau mereka kaya, kan bisa beli kuda? Sial benar.
Suatu hari ayahnya diberi seekor anak kuda oleh pelanggannya yang sering membeli kayu bakarnya. Jadilah anak itu punya seekor kuda. Semua orang mengatakan mereka sangat beruntung. Ingin punya kuda, eh ada yang memberi kuda. Beruntung sekali.
Anak itu pun belajar berkuda. Dia sering berkuda ke mana-mana. Suatu hari, ketika sedang berkuda. ternyata kuda tersebut mengamuk, sehingga anak itu terjatuh dan kakinya patah. Sejak kejadian itu dia menjadi pincang apabila berjalan.
Semua orang menyesali mengapa dia berkuda. Kalau dulu tidak punya kuda, kan dia tidak akan jatuh. Dan kakinya tidak akan pincang. Sial. Mengapa punya kuda? Lebih baik tidak usah punya kuda. Sial sekali.
Setelah anak tersebut menginjak dewasa, ternyata di negara tersebut pecah perang dengan negara lain. Semua pemuda harus menjadi serdadu. Anak pasangan suami-istri itu juga harus mendaftar. Orangtuanya khawatir kalau anak satu-satunya ikut berperang. Semua tetangga merasa kasihan dan menyesali mengapa dulu tidak lahir anak perempuan saja. Kalau anak perempuan kan tidak harus berangkat berperang. Aduh, sial benar, mengapa pasangan itu dulu melahirkan anak laki-laki?
Ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan ternyata anak itu yang kini sudah tumbuh menjadi seorang pemuda, tidak diterima sebagai serdadu karena kakinya cacat. Semua orang mengatakan, beruntung sekali dia tidak harus berperang. Coba kalau dulu tidak jatuh dari kuda, dia pasti harus ikut berperang. Untung dulu dia punya kuda. Untung dulu dia jatuh dari kuda. Untung kakinya pincang. Sungguh beruntung dia.
Dari cerita ini, sebenarnya untung dan sial itu apa sih? Kapan seorang disebut beruntung dan kapan kurang beruntung? Ketika anak laki-laki yang lahir, katanya beruntung, tapi ketika dia harus berperang, orang-orang mengatakan mengapa dulu tidak lahir anak perempuan saja?
Ketika dia mendapat kuda, katanya beruntung, tapi ketika dia pincang karena jatuh dari kuda, katanya sial. Orang-orang menyesali mengapa punya kuda. Lalu ketika dia tidak jadi berperang karena pincang, kata orang dia beruntung karena dulu pernah jatuh dari kuda. Untung dulu punya kuda. Untung dia pincang.
Jadi, sebenarnya kapan seseorang sial dan kapan seseorang beruntung? Apakah karena tidak sesuai dengan yang kita harapkan lalu kita katakan sial atau kita anggap musibah? Apakah ketika sesuai dengan keinginan kita, lalu musibah tersebut bisa berubah menjadi keberuntungan? Kapan kita menyesali sesuatu? Kapan kita mensyukuri sesuatu? Mungkin saja apa yang dianggap sial atau musibah hari ini, mungkin bisa berubah menjadi keberuntungan di masa depan.

Melihat berkah

 Mengapa? Mungkin karena kita belum bisa melihat blessings in disguise. Kita tidak bisa melihat berkah dibalik musibah. Apa yang dilihat sebagai musibah hari ini, ternyata di kemudian hari baru kita sadari bahwa hal itu mengandung berkah.Kisah berikut ini pernah saya tulis dari sudut pandang yang berbeda.
        Sekali waktu ada seorang pria buta huruf yang bekerja sebagai penjaga sebuah gereja di Amerika Serikat. Sudah sekitar 20 tahun dia bekerja di sana. Suatu hari pemimpin gereja itu dipindahkan ke tempat lain dan digantikan oleh pemimpin baru.Pemimpin baru ini menerapkan aturan baru. Semua pekerja harus bisa membaca dan menulis agar mereka bisa mengerti pengumuman yang ditempel di papan pengumuman. Penjaga yang buta huruf itu terpaksa tidak bisa bekerja lagi.
Dia sangat sedih dan berjalan pulang dengan lemas. Dia tidak berani langsung pulang ke rumah, tidak berani langsung memberitahu isterinya. Dengan sedih dia berjalan pelan menelusuri jalanan.Setelah hari gelap sampailah dia di sekitar pelabuhan. Dia pun ingin membeli tembakau. Tapi setelah mencari kemana-mana, setelah mengelilingi beberapa blok, tidak ada satu toko pun yang menjual tembakau. Tiba-tiba, dia berfikir “Tembakau sangat perlu. Tapi di sekitar sini tak ada yang jual tembakau. Aku ingin jualan tembakau saja ah.”Dia pun pulang, lalu dengan penuh semangat menceritakan idenya untuk berjualan tembakau kepada isterinya. Dia tidak lagi menyesali nasibnya yang baru saja kehilangan pekerjaan. Kemudian dia pun membuka kios tembakau. Ternyata tembakaunya laku keras.Tak berapa lama, dia bisa membuka toko tembakau. Beberapa tahun kemudian dia bisa membuka beberapa cabang toko tembakau di tempat lain. Jadilah dia pedagang tembakau sukses.
Ketika sudah jadi orang kaya, dia pun pergi ke bank untuk membuka rekening. Tapi karena buta huruf, maka dia tidak bisa mengisi formulir. Karyawan bank berkata “Wah, Bapak yang buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalau Bapak bisa membaca dan menulis, Bapak pasti lebih kaya lagi.” Dengan tersenyum dia berkata “Kalau saya bisa membaca dan menulis, saya pasti masih menjadi penjaga gereja.” Waktu dia dipecat, dia merasa sedih, putus asa, dan mungkin menyesali kejadian itu. Peristiwa itu merupakan musibah. Tapi kini, dia bisa melihat bahwa mungkin nasibnya tidak akan berubah menjadi seperti sekarang kalau dulu dia tidak dipecat.Apa yang dulu merupakan musibah, ternyata kini mendatangkan keberuntungan, menjadi berkah. Mari kita mencoba bersabar dan tabah dalam menghadapi apapun. Berdoa supaya bisa melihat berkah di balik musibah. Do not give up! See the blessings in disguise!




Jumat, 23 November 2012

5 Fase kehidupan manusia



                                     

                                                  Lahir-Hidup-Tumbuh-Berkembang-Mati 


dari kelima fase tersebut seolah-olah mengingatkan kita bahwa masa hidup manusia hanyalah sebuah penantian yang mana penantian tersebut merupakan ujian dan cobaan mendapatkan hasil yang akhirnya entah itu baik ataupun buruk. Tergantung bagaimana diri manusia itu menghadapi dan menjalani ujian dan cobaan tersebut
     akan tetapi, banyak dari sebagian manusia yang mengisi atau menghadapi dan menjalani ujian serta cobaan tersebut dengan berleha-leha bahkan tidak sedikit yang menjalaninya dengan berfoya-foya dan bersenang-senang dengan kenikmatan dunia yang hanya fatamorgana semata.
   Ingatlah tiada suatu apapun didunia ini yang abadi untuk selamanya karena semuanya akan musnah kecuali dia yang maha kuasa atas Segala sesuatu. Manusia bukanlah makhluk sempurna manusia hanyalah manusia yang terbentuk dari cairan yang oleh manusia itu dianggapnya najis dan hina jadi seberapa sombong dan angkuhnya manusia yang merasa dirinyalah yang paling kuat, pitnar, berkuasa dan semua yang paling Wah !!!   bagi manusia no body’s perfect guys !!
    Ketahuilah apabila manusia itu mati dia akan kembali menjadi seonggak tanah yang membisu lagi tidak berarti, jadi apalah artinya sombong dan angkuh dengan semua apa yang ada di bumi karena itu semua hanyalah titipan dan amanah dari sang maha bijaksana.
     Oleh karena iu manakah yang kita sombongkan dan banggakan ketika kita hidup semuanya akan hilang, musnah tanpa bekas. Kareana yang kita butuhkan bukanlah jasa, harta,dan martabat kita, tetapi yang kita perlukan dan kita butuhkan hanyalah amal ibadah dan segala perbuaan baik kita yang tentunya harus disertai dengan ridho-NYA     
BERCERMINLAH
                        

WALLAHUA’LAM      

 

Senin, 12 November 2012

REGEZZA, Sebuah nama sebuah cerita



                                                                           REGEZZA
                                                               Sebuah nama Sebuah cerita
                                                                                                                                                                                                          
      

Naungan awan kota Kairo di penuhi sejuta harapan mahasiswa baru Indonesia angkatan 2012/2013, menjadi penuntut ilmu di luar negeri  sudah menjadi impian untuk setiap orang dan merupakan kesyukuran yang sangat luar biasa bisa mengenyam pendidikan di negeri kinanah ini, terlebih menimba ilmu di universitas al-azhar ini tanpa biaya atau tidak di pungut biaya , dan dapat merasakan kehidupan negeri kinanah ini yang berbeda latar, dan budaya dengan indonesia. Maka sepapatutnya kita bersyukur ata semua ini, kalimat inilah yang kira-kira harus tertanam dalam setiap individu mahasiswa baru khususnya anggota baru Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM). Dengan semangat baru, kami segenap angkatan kedatangan 2012 mempunyai banyak harapan untuk menimba ilmu di negeri kinanah ini , ini adalah awal langkah kami dalam menghadapi berbagai tantangan di negeri kinanah, awal langkah cikal bakal merajut mimpi dan menyusuri masa depan dengan semua tantangan yang akan kita hadapi, kita harus melangkah bersama, merangkul bersama dan meraih cita-cita secara prima. Inilah langkah kecil marhalah kedatangan 2012.
            Maka dari itu, sebagai wadah pengenalan tentang kemasisiran dilaksanakan Orientasi kader bangsa (ORKABA) oleh senior-senior di IKPM, acara ini khusus di dedikasikan untuk mahasiswa baru anggota IKPM cab. Kairo yang dihelat selama 2 hari dan terbagi menjadi 2 sesi yaitu pada tanggal 19 oktober di Graha Auditorium IKPM cab. Kairo tentang pemetaan jurusan-jurusan yang ada di Universitas Al-azhar, dan pada tanggal 22 oktober ziarah makam-makam auliyaa dan diakhiri dengan pemilihan ketua angkatan di Hadiqoh azhar (Al-azhar park).       
            REGEZZA nama yang sudah tidak asing lagi di telinga sahabat Masisir khususnya anggota IKPM cab.Kairo, apabila kita mendengar kata ini terbayang-bayang di benak kita akan semangat  baru yang tumbuh di setiap individu anggotanya, dan sudah menjadi suatu ciri khas angkatan kedatangan setiap tahunnya untuk memilih nama komunitas tersendiri. Contohnya seperti meyzer yang bisa diartikan dengan mumayiz(pembeda) atau imtiyaz. Nah, sahabat sendiri pasti masih penasaran kan, apa arti dari regezza itu sendiri? Ceritanya, pada tanggal 23 oktober pukul 18.00 bertempatkan di Graha Auditorium IKPM cab. Kairo tercetuslah nama REGEZZA ini atas gagasan dari salah satu anggota REGEZZA sendiri yaitu al-akh roid umami, nama REGEZZA sendiri mempunyai arti filosofi yang sangat dalam, REGEZZA adalah gabungan dari empat komponen kata yang mana empat komponen ini harus dimiliki oleh setiap mahasiswa. Yaitu, REGaa atau roja’a(kemauan), Etihad(persatuan), aZm(keinginan kuat), dan imtiyaZA(kesuksesan), berikut saya lampirkan secara detail.               

                                  
                   إِذَا الرَجَاءُ بَرَزَ...وَالاِتِّحَادُ اعْتَز والعَزْمَ جَعَلْنَاهُ البَزَّ...فَلَا تَاجَ لَنَا إِلَّا الْاِمْتِيَاز                   َ                    
            
            “idzar Regaa’ baroza... wal Ettihadu’tazza wal ‘Azma ja’alnahu bazza... fala taaja lana illal Imtiyaza”
            “apabila mimpi telah muncul... dan persatuan pun telah kuat, serta keinginan yang kuat kita jadikan senjata. Maka, tiada mahkota lain untuk kita kecuali kemuliaan”   

1, Regaa, yang berarti harapan, jangan ragu dalam bermimpi dan berharap, sebuah perjuangan tidak akan lahir tanpa diawali dengan mimpi .
2, Etihad, atau persatuan , untuk saling membantu dan menyerasikan niat serta tujuan utama kita merantau ke negeri kinanah ini.
3, ‘aZm, keinginan kuat yang timbul dari individu kita masing-masing untuk pantang menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan yang datang.
4, ImtiyaZA, mimpi bareng, belajar bareng, berangkat bareng dam lulus dengan mumtaz bareng-bareng.
                    
            Angkatan  REGEZZA memang berbeda dengan angkatan-angkatan seniornya, angkatan  REGEZZA adalah angkatan paling banyak dibandingkan dengan angkatan  seniornya, komunitas ini  berjumlah 70 orang,  dan kami yakin bisa menjadi yang terbaik dengan bermodalkan empat komponen tadi, semoga kita menjadi manusia yang prima dan mempunyai idealisme yang tinggi. Amiin

            Setelah kita mengupas seluk beluk REGEZZA sob, ada satu lagi yang tak kalah penting dan sangat berpengaruh di balik angkatan REGEZZA ini, siapa sih pemimpin komunitas REGEZZA itu sendiri? Siapa yang mengayomi anggota komunitas REGEZZA ini sampai akhir perjalanan? Tepatnya di atas pelataran rumput-rumput Hadiqoh azhar (Al-azhar Park) yang indah, terpilihlah 3 ketua putera yaitu Ichwan Hakim(Jakarta), Nazeeh(Ponorogo), Husni Dzahaby(Ponorogo), dan ketua keputrian Khoirun nisa’ (Solo), Hilya(Jakarta), Maryam Qonitat( Riau).

            Dan kami akhiri dengan segenap harapan dan cita-cita kami untuk terus membawa generasi kami ini dengan bermodalkan arti dari kata REGEZZA itu sendiri. Sekian




 Mohammad Rael
 Cairo, senja sore